Teks

Blog yang berisi pengetahuan tentang kehidupan, teknologi, musik dan video yang terupdate

Naruto Kun

Sebuah Nama Sebuah Cerita

Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa kita lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa yang sudah kita lakukan.

With 2Face Friends

Katanya : Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin anda capai.

Berbagi Musik Dan Video

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memiliki waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan

Technology

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Tampilkan postingan dengan label Relationship. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Relationship. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Agustus 2013

Pria Sulit Berubah dan Tidak Mau Mendengarkan Saran Wanita

Saat pertama kali kenal dan baru jadian, dia tampak seperti pria sempurna. Anda bangga menceritakan hal-hal menyenangkan bersamanya hingga teman-teman Anda iri. Namun seiring berjalannya waktu, Anda akan menemukan fakta bahwa kekasih Anda hanyalah manusia biasa yang tidak sempurna.
 
Faktanya, wanita sering berpikir bahwa kekasih atau pasangannya berubah. Fakta lainnya, sesungguhnya pria tidak pernah berubah, sifat dan karakter mereka cenderung lebih statis dibanding wanita. Sedangkan wanita, seringkali memaksa agar si pria mengikuti apa yang dia mau, dan mengubah pria seperti yang Anda mau. Faktanya lagi, jangan pernah mengubah pria, karena usaha Anda akan sia-sia.
"Kenapa kamu tidak pernah mendengarkanku?"
Anda pasti sering mengatakan ini pada kekasih Anda, "Jangan letakkan handuk di kursi!", "Selalu matikan TV sebelum tidur,", "Cuci tangan sebelum makan!" tapi lihatlah.. mereka tetap saja meletakkan handuk di kursi, tertidur dengan TV menyala dan selalu lupa cuci tangan sebelum makan. Apakah mereka tidak mau mendengarkan dan tidak bisa berubah? Umm.. mereka mendengarkan, tetapi sekuat apapun usaha mereka untuk menjadi apa yang Anda inginkan, pada akhirnya mereka akan kembali pada kebiasaan lama.
Percayalah, hidup dan kisah cinta Anda akan jauh lebih menyenangkan jika Anda tidak berusaha mengubah pria menjadi seperti apa yang Anda inginkan. Jika sejak awal dia memang jorok, ya seterusnya dia akan seperti itu. Jika sejak awal dia cuek, maka seterusnya dia akan begitu. Bukan berarti pria tidak bisa berubah, mereka cenderung berubah karena dorongan dari diri mereka sendiri, bukan dari omelan Anda. Bukankah Anda tidak akan suka jika dipaksa berubah?
Cintai mereka seperti saat Anda pertama kali mengenalnya
Karena itu, yang harus Anda nilai adalah saat pertama kali mengenalnya. Jika Anda sudah merasa ada yang tidak cocok dan berpikir cinta akan mengubah sifatnya atau kehadiran Anda akan mengubah hidupnya menjadi lebih baik, hal itu tampaknya akan membuat Anda kecewa. Karena bila pria bisa curhat bebas seperti kita, mereka pasti menginginkan Anda selalu mencintai mereka, seperti pada saat awal kenal dulu. Mencintai mereka apa adanya, tanpa memaksa mereka berubah seperti keinginan Anda.

Pasangan LDR Lebih Bahagia Dibandingkan Pacaran Biasa

Banyak orang mencibir dan tidak yakin bahwa LDR atau long distance relationship atau pacaran jarak jauh bisa berakhir bahagia. Jika Anda sekarang sedang dalam masa LDR, jangan pikirkan omongan orang, karena sebuah penelitian justru menunjukkan pasangan LDR jauh lebih bahagia dan memiliki hubungan lebih sehat.
 
Jauhnya jarak bisa mendekatkan hati, itulah hasil penelitian yang ditulis dalam Journal of Communication, dilansir dari situs She Knows. Ilmuwan menunjukkan bahwa pasangan LDR akan menghargai setiap komunikasi dan lebih dekat secara hati dibanding pasangan yang sering bersama. Pasangan LDR lebih memaknai cinta dan masa depan secara mendalam.
"Keintiman dapat berkembang secara psikologis, bukan keintiman dalam arti sentuhan fisik," ujar Kristal Jiang, salah satu ilmuwan. "Sebagai peneliti, saya tidak terkejut dengan hasilnya, karena dapat dijelaskan melalui sifat adaptif komunikasi manusia. Tapi untuk masyarakat umum, saya yakin mereka terkejut, karena mereka lebih percaya bahwa hubungan jarak jauh sangat rentan," lanjutnya.
Tetap optimis dan selalu melakukan komunikasi adalah cara terbaik untuk memaknai LDR secara dewasa. Percaya pada pasangan dan menjaga diri dari godaan pihak ketiga juga menjadi kunci sukses LDR. Biar saja orang berkata jelek soal LDR, selama Anda dan pasangan saling percaya dan bahagia, setiap cinta yang tumbuh selalu menemukan jalan terbaiknya.

Jumat, 11 Januari 2013

Beberapa Kesalahan yang Terjadi didalam Komunikasi

Kebiasaan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari pasti anda sering berkata dalam hati : ”ah tidak enak mengobrol dengan si A, lebih enak saya mencari si B dan mengobrol dengannya.”
Saya tidak tahu anda sendiri masuk ke dalam kategori mana : si A ataukah si B, mudah-mudahan bukan si A karena si A biasanya selalu dijauhi oleh teman-temannya.
Andai saja anda masuk dalam kategori si A, anda tidak perlu khawatir karena pola komunikasi yang kurang baik tentu saja dapat diperbaiki. Di bawah ini adalah beberapa kesalahan yang umum dilakukan oleh orang-orang beserta beberapa solusi untuk memperbaikinya.
 
1. Tidak Mendengarkan Pembicaraan
Sebagian besar orang bukanlah tipekal pendengar yang baik. Ini tentu saja berhubungan dengan ego mereka yang tinggi, yang justru ingin lebih didengarkan dibanding mendengarkan. Dalam setiap perbincangan mereka sepertinya tidak tahan menunggu giliran untuk berbicara.
Belajarlah menekan ego anda untuk mendengarkan secara sungguh-sungguh apa yang orang lain katakan.
Ketika anda mengambil sikap untuk mulai mendengarkan, anda sedang membuka jalan untuk terciptanya suatu hubungan (apapun) yang sangat potensial. Namun tetap hindari jawaban singkat “ya” atau “tidak”, karena jika anda seperti itu lawan bicara anda akan memberikan informasi setengah-setengah kepada anda. Antusiaslah terhadap topik yang sedang mereka bicarakan, sebagai contoh, jika lawan bicara anda sedang bercerita tentang pengalamannya mendaki gunung pada akhir minggu lalu, anda dapat bertanya kepadanya :
- gunung apa yang anda daki?
- apa yang ada sukai dari mendaki gunung?
- apa saja yang anda lakukan di atas gunung?
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan membuat topik pembicaraan menjadi lebih mendalam, lebih menarik, serta memancing lebih banyak lagi topik untuk didiskusikan. Dan yang tak kalah pentingnya lawan bicara anda mengetahui bahwa anda sungguh-sungguh sedang mendengarkannya. Hal ini tentu saja akan membuat tingkat respek lawan bicara anda bertambah pada anda.
2. Banyak Bertanya
Beberapa pertanyaan dapat berarti anda antusias dengan lawan bicara anda, namun terlalu banyak bertanya pun akhirnya menjadi tidak baik karena sepertinya anda sedang menginterogerasi lawan bicara anda, dan dapat membuat mereka menjadi tidak nyaman.
Cobalah gabungkan antara pernyataan dan pertanyaan, misalkan :
- saya pun minggu lalu berakhir pekan dengan memancing bersama teman-teman kerja saya. Apakah anda suka memancing?
3. Kehabisan Topik Pembicaraan
Dalam percakapan mungkin anda sering merasa kehabisan topik untuk dibicarakan dengan lawan bicara anda, terutama jika anda berbicara dengan seseorang yang baru saja anda kenal. Untuk mencegah hal ini terjadi, ada beberapa saran mengenai topik yang bisa anda bicarakan :
- Seorang bijak pernah berkata “Jangan tinggalkan rumah tanpa membaca surat kabar terlebih dahulu. Jika anda kehabisan topik untuk dibicarakan, anda bisa memulai berbicara tentang berita yang sedang hangat saat ini.”
- Bicarakan tentang sesuatu yang berada disekeliling anda. Mungkin tentang aquarium yang berada dibelakang anda, anak-anak yang sedang bermain di samping anda, atau apapun saja yang memungkinkan untuk dibicarakan di sekeliling anda.
4. Penyampaian yang Buruk
Salah satu hal yang paling penting dalam berkomunikasi bukanlah apa yang anda katakan, melainkan bagaimana anda menyampaikannya. Perubahan dalam kebiasaan ini akan membuat perbedaan besar, karena suara dan bahasa tubuh adalah bagian yang sangat vital dalam berkomunikasi. Beberapa hal dibawah ini untuk anda pertimbangkan :
- Sampaikan dengan perlahan. Ketika anda berbicara tentang suatu hal yang sangat menyenangkan, mudah sekali bagi anda untuk memulai pembicaraan tersebut dan bahkan anda dapat berbicara dengan sangat cepat. Usahakan anda memperlambat kecepatan bicara anda, karena akan lebih mudah bagi lawan bicara anda untuk mendengarkan dan menangkap maksud yang ingin anda sampaikan.
- Bicaralah dengan suara lantang. Tidak perlu ragu, karena lawan bicara anda memang ingin mendengarkan anda.
- Bicaralah dengan jelas. Jangan seperti bergumam.
- Bicaralah dengan suara yang tidak monoton. Libatkan emosi dalam suara anda.
- Gunakan jeda. Penyampaian dengan perlahan ditambah dengan jeda akan membuat lawan bicara anda lebih perhatian dalam mendengarkan dan suasana pun menjadi lebih rileks.
- Gunakan bahasa tubuh yang baik. Dalam artikel mendatang, saya akan membahas bagaimana menggunakan bahasa tubuh yang baik.
5. Menginterupsi Pembicaraan Orang Lain
Apakah yang anda rasakan jika pembicaraan anda dipotong oleh lawan bicara anda? … Ya, lawan bicara anda pun akan merasakan hal yang sama jika anda memotong pembicaraannya. Biarkan lawan bicara anda menghabiskan terlebih dahulu apa yang ingin disampaikan. Itu adalah salah satu bentuk penghargaan anda pada lawan bicara anda. Carilah keseimbangan antara mendengarkan dan berbicara.
6. Ego dan Keinginan “Selalu Benar”
Orang tidak akan terkesan kepada anda jika anda selalu ingin merasa benar dalam setiap pembicaraan. Seringkali pembicaraan bukan betul-betul sebuah diskusi. Kadang-kadang kita ingin menjaga mood tetap baik dengan berbicara dengan seseorang. Sebagai contoh : salah satu teman anda ingin bercerita kepada anda mengenai serunya pengalaman berarung jeram sampai-sampai perahu karetnya terbalik. Namun anda malah berbicara bagaimana berarung jeram yang baik. Saya yakin mood teman anda akan langsung berubah.
Duduklah santai, berbicara dan tidak berdebat.
7. Berbicara Tentang Hal-Hal Aneh atau Negatif
Pernahkan anda berkenalan dengan seseorang dan setelah itu ia berbicara tentang hal-hal aneh atau negatif, seperti kesehatannya yang memburuk, cerita pembunuhan, atasannya yang menyebalkan, atau menggunakan bahasa aneh yang hanya ia dan temannya yang mengetahui artinya.
Saya rasa tidak ada manfaatnya berbicara hal-hal aneh atau negatif seperti itu. Orang-orang akan senang berbicara kepada anda jika anda selalu memberikan energi positif dalam setiap kata-kata yang anda keluarkan.
8. Selalu Membosankan
Jangan bercerita panjang-panjang tentang mobil anda yang baru saja anda beli atau rumah anda yang baru saja selesai dibangun. Rata-rata orang tidak terlalu tertarik dengan cerita semacam itu, yang terlalu mengekspose kemampuan diri. Carilah topik yang mengarah pada hal-hal yang bergairah atau hal-hal yang lucu misalkan. Bisa juga anda menceritakan tentang pengalaman anda berakhir pekan di puncak kemarin atau rencana anda pada liburan Lebaran mendatang. Intinya adalah sesuatu yang positif. Bukan juga mengeluh tentang atasan atau pekerjaan anda.
Cobalah memberi peran lebih dalam berbicara untuk lawan bicara anda. Kelak anda akan membangun sebuah hubungan yang berkualitas.
Mungkin anda sudah sering mendengar istilah “mengapa Tuhan menciptakan 2 telinga dan 1 mulut? … agar kita lebih banyak mendengarkan dibanding berbicara. 
9. Tidak Merespon Dengan Baik pada Lawan Bicara
Jika seseorang bercerita tentang pengalamannya, jangan sekedar mengangguk atau menjawab dengan kalimat singkat. Terbukalah dan katakan apa yang anda pikirkan. Ekspresikan perasaan anda.
Sebagai penutup, anda tidak harus memperbaiki ke-9 langkah diatas secara sekaligus. Pilihlah kira-kira 3 hal terpenting yang menurut anda perlu diperbaiki dan selama 3-4 minggu anda berusaha melakukan hal tersebut secara terus menerus sampai akhirnya menjadi suatu kebiasaan.
Mudah-mudahan tips ini bermanfaat bagi anda sehingga kelak anda dapat menjadi teman bicara yang baik bagi teman-teman atau pasangan anda.

Meningkatkan Kecerdasan dengan Cara Sederhana

Otak anda membutuhkan latihan layaknya otot. Jika anda sering menggunakannya dan dengan cara yang tepat, anda akan menjadi seorang pemikir yang terampil dan juga akan meningkatkan kemampuan anda untuk lebih berkonsentrasi. Tetapi jika anda tidak pernah menggunakan otak anda, atau menyalahgunakannya dengan bahan kimia berbahaya, kemampuan anda untuk berpikir dan belajar akan memburuk.
 https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQOROmz5VCScUMmnqEbnhi8gCUXY7P7n3kjY1cq39WlpRb_fTST
Berikut adalah 5 cara sederhana jika anda ingin lebih produktif :
1. Minimalkan Waktu Menonton Televisi
Ini adalah kebiasaan yang cukup sulit untuk dirubah. Orang-orang cukup suka berdiam di depan televisi. Masalahnya adalah menonton televisi tidak melatih kapasitas mental anda atau memungkinkan untuk mengisi ulang baterai anda. Ini seperti memiliki energi yang tersedot keluar namun kita tidak memperoleh manfaatnya. Tidakkah anda merasa terkuras setelah beberapa jam menonton televisi? Mata anda sakit dan lelah karena terfokus pada kotak cahaya untuk waktu yang cukup lama. Anda bahkan tidak punya energi untuk membaca buku.
Ketika anda merasa santai, cobalah membaca buku sebagai gantinya. Jika anda terlalu lelah, cobalah dengarkan musik. Ketika anda sedang bersama teman atau keluarga, tinggalkan televisi dan lakukan percakapan. Lakukan hal-hal ini dengan porsi yang lebih besar dibanding menonton televisi dan biarkan diri anda untuk lebih santai.
2. Berolahraga
Dulu saya sempat terpikir untuk belajar lebih banyak dengan tidak berolahraga dan menggunakan waktu untuk membaca buku sebagai gantinya. Tapi kemudian saya menyadari bahwa waktu yang dihabiskan untuk berolahraga selalu mengarah pada pembelajaran yang lebih besar karena meningkatkan produktivitas setelahnya. Melatih tubuh akan membersihkan otak anda dan menciptakan gelombang energi. Setelah itu, anda akan merasa segar kembali dan dapat berkonsentrasi dengan lebih mudah.
3. Baca Buku yang Menantang
Banyak orang senang membaca novel fiksi yang menegangkan, namun umumnya buku-buku semacam ini tidak merangsang mental. Jika anda ingin meningkatkan daya pikir dan kemampuan menulis, anda harus membaca buku-buku yang membuat anda fokus. Membaca novel klasik dapat mengubah pandangan anda tentang dunia dan akan membuat anda berpikir lebih tepat. Luangkan waktu anda, baca kembali bila diperlukan, dan anda akan segera terbiasa dengan gaya penulis.
Setelah anda terbiasa membaca buku-buku yang menantang, saya pikir anda akan menemukan bahwa anda tidak akan tergoda untuk kembali pada novel-novel sebelumnya. Tantangan belajar ide-ide baru jauh lebih menarik daripada ketegangan membaca novel-novel thriller.
4. Lekas untuk Tidur, Lekas untuk Bangun
Jauh lebih sulit untuk berkonsentrasi jika anda kurang tidur. Anda akan merasa segar jika anda pergi tidur lebih awal dan tidak tidur lebih dari 8 jam. Jika anda tidur sampai larut malam akan mengakibatkan anda bangun dengan lesu dan mengalami kesulitan berkonsentrasi. Dalam pengalaman saya, pagi hari adalah saat yang paling produktif. Bangun lebih awal memberikan anda jam lebih produktif dan memaksimalkan ketajaman mental anda sepanjang hari.
Jika anda memiliki kesempatan, ambil tidur siang 10-20 menit ketika anda terserang dengan gelombang rasa kantuk. Jika anda memaksakan diri akan membuat anda lesu, tetapi tidur siang singkat akan menyegarkan anda.
5. Luangkan Waktu untuk Berefleksi
Seringkali hidup kita menjadi demikian sibuknya hingga kita menjadi kewalahan, bahkan tanpa kita menyadarinya. Kita menjadi sulit untuk berkonsentrasi karena terus terganggu oleh pikiran yang mengomel. Luangkan waktu untuk menyendiri dan berefleksi, yang akan memberikan anda kesempatan mengatur pikiran dan memprioritaskan tanggung jawab anda. Setelah itu, anda akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang penting dan apa yang tidak. Hal-hal yang tidak penting tidak akan mengganggu anda lagi dan beban pikiran anda akan berkurang.
Saya tidak mengatakan anda harus duduk di lantai bersila dengan tangan membuka keatas. Apa pun yang memungkinkan dalam kesendirian untuk waktu yang lama bisa anda lakukan. Saya biasa melakukannya dengan berjalan-jalan sendirian. Lakukan percobaan untuk menemukan aktivitas refleksi yang tepat untuk anda.

Selasa, 08 Januari 2013

Kebenaran kesadaran

Kesadaran bukanlah tentang benar dan salah, bukan pula tentang baik dan buruk. Banyak yang bertanya kepada saya, semakin mereka mempelajari sesuatu, semakin mereka bingung memilah mana yang benar dan mana yang salah.
Benar menurut siapa, dan salah menurut siapa? Benar atau salah menurut satu paham, belum tentu menjadi benar atau salah menurut paham yang lainnya. Begitu pula baik dan buruk.
‘Membunuh’ apapun cara dan alasannya bila dilakukan di medan perang akan menjadi sesuatu yang baik dan benar. Namun bila dilakukan pada tetangga dan dalam keseharian anda, tentu saja akan menjadi hal yang buruk dan salah.
 https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR8p_1juFzJvi7udLtfqBm_61mUDrOTAqXUJvLDLSIfzrnNu194-w

Kesadaran memang bukan masalah benar, salah, baik, atau buruk.
Benar, salah, baik, atau buruk, adalah tentang hasil representasi seseorang terhadap peristiwa yang ia tangkap. Dan hasil tersebut sangat dipengaruhi oleh sebuah belief system didalam dirinya. Ia besar di lingkungan apa, melalui agama apa, berbudaya apa, pendidikan, dan juga keluarga.
Saya mencontohkan kembali tentang ‘membunuh’
· Seseorang membunuh orang yang datang kerumahnya dengan kesadaran penuh karena orang tersebut mengancam dirinya dan ia sadar apabila ia tidak membela dirinya dengan membunuh orang tersebut, maka ia lah yang akan terbunuh.
· Seseorang membunuh orang yang datang kerumahnya tanpa kesadaran, karena ia hanya tersinggung egonya dan merasa dipermalukan harga dirinya.
Artinya, memang ada ‘kesadaran’ yang mengawasi kita. Kesadaran juga bukan logika. Saya bisa dengan sangat logis saat menulis, dan saya harus menggunakan logika ketika menulis supaya saya tahu ejaan dan tanda baca yang benar. Namun pada saat menulis, saya bisa dengan kesadaran ataupun tidak. Artinya dengan kesadaran penuh, maka saya dituntun untuk menikmati saat-saat menulis dan sadar sepenuhnya apa yang saya tulis.
Bila saya menulis tanpa kesadaran, saya hanya menuruti ego yang harus saya luapkan dalam bentuk tulisan.
Kita hidup dalam ‘lautan kesadaran’
Kita sedang berenang di dalamnya, dalam kesadaran yang sangat luas di alam raya ini.
Apakah kesadaran mengenal baik, buruk, benar, dan salah?
Kesadaran akan menuntun seseorang untuk bertindak yang tepat sesuai masa saat ia melakukan tindakan tersebut. Perkara itu baik atau buruk, benar atau salah, tergantung dari system representasi dirinya memahami sebuah peristiwa yang hadir dalam hidupnya.
Apakah tindakan ‘memperkosa’ bisa dibenarkan, bila ia meyakini itu benar sesuai belief system dirinya?
Mari kita lihat! Kita tidak memandang dari sisi benar, salah atau baik dan buruk.
Pertanyaannya adalah: Sadarkah tindakan memperkosa tersebut? Menyadari tindakan memperkosa adalah menyadari semua akibat yang ditimbulkan dari tindakan tersebut. Bila jawaban dalam diri pemerkosa adalah, ‘saya nggak peduli masa depannya, saya nggak peduli siapa dia, yang penting saya puas karena saya sangat ingin saat itu’ – artinya ia melakukan tanpa kesadaran dirinya. Kesadarannya tidak di dengarkan pada saat tindakan itu ia putuskan.
Satu lagi,
Seseorang melakukan tindakan penggelapan uang. Apakah ia menggelapkan uang dengan penuh kesadarannya?
Ada dua alasan yang terlihat berbeda, namun kenyataannya sama:
1. Saya menggelapkan uang karena anak saya butuh biaya sekolah
2. Saya menggelapkan uang karena untuk memenuhi tingginya life style saya.
Alasan pertama terlihat melankolis dan terlihat masih bisa diterima oleh sebagian orang, dan alasan kedua sama sekali tidak diterima oleh orang manapun. Namun kedua alasan tersebut tetap menyimpan ego untuk memuaskan dirinya sendiri.
Bila seseorang berkesadaran penuh saat itu, ia akan sadar dampak dari penggelapan uang. Baik dampak bagi dirinya, instansi yang digelapkan, kerugian yang ditimbulkan.
Banyak orang yang masih bisa melakukan ‘sebuah pembenaran’ dari tindakannya. Ia kawin lagi karena membenarkan bahwa kawin lagi adalah dicontohkan juga dalam agamanya dan itu sah. Namun apakah tindakannya penuh dengan kesadaran? Apakah ia sadar dari semua dampak yang dilakukannya?
Kesadaran bukanlah pembenaran dari tindakan ego untuk memuaskan diri.
Kesadaran bukan pula soal dosa dan pahala
Kenapa dosa dan pahala ‘harus’ ada? Karena manusia belum bisa bertindak dengan kesadarannya. Bila belum, tentu harus diberikan rambu-rambu tentang hal tersebut. Namun jangan terjebak dengan dosa dan pahala, karena yang berperan adalah kesadaran.
Apakah berkesadaran adalah hal yang berpahala? Dan apakah sudah tentu tindakan berkesadaran adalah tindakan yang jauh dari dosa?
Sekali lagi bahwa kesadaran bukan soal dosa dan pahala. Kesadaran yang mengawasi tindakan untuk bertindak ‘tepat’ pada saat itu.
Orang yang penuh kesadaran, dalam setiap tindakan, akan menyadari sepenuhnya tentang akibat-akibat yang ditimbulkan dari tindakannya saat itu. Ia menyadari penuh adanya aksi-reaksi di alam semesta, dan ia akan memilih tindakan yang tidak merugikan orang lain, tidak menyakitkan orang lain, bahkan bermanfaat dan berdaya guna bagi sesama.
Melatih kesadaran adalah melatih setiap tindakan yang kita lakukan. Dari menyadari saat kita berjalan, berbicara, makan, memutuskan sesuatu. Apakah dampaknya semua tindakan itu, saat itu? Bila tindakan itu merugikan orang lain, menyakitkan orang lain, apakah keputusan kita saat itu? Apakah kita akan terus melakukannya karena ‘pembenaran’ dan ego pribadi?
Saat itu, siapa yang menguasai kita? Perasaan kita, pikiran logis kita, ego yang mau dipuaskan, ataukah kesadaran?

Sebuah Kejujuran

  Nilai Kejujuran itu tidaklah mudah seperti apa yang kita bayangkan dan kejujuran itu sangatlah sulit,  karena kejujuran membawa konsekuensi kepada diri kita yang harus kita lakukan dalm kondisi dan stuasi apapun. Tuhan menciptakan hamba-hambanya untuk selalu berkata jujur . Kejujuran sangat langka kita temeukan di dalam diri kita..


Apa Kalian Mengerti arti Kejujuran?

Kejujuran adalah melakukan tindakan sesuai dengan hati nurani. Sesuai dengan hati nurani kita . Saya percaya hati nurani manusia adalah sesuatu yang suci berasal dari sang Pencipta Alam Semesta. Hati nurani selalu suci untuk melakukan apa yang menjadi baik baik dan buruk.

Hati nurani selalu membuat yang terbaik untuk dilaksanakan. Bila tidak sesuai hati nurani maka anda telah berbohong. Jujur memang mudah untuk dibicarakan tapi sangat sulit untuk dilaksanakan.
Hati nurani ibaratnya adalah seorang malaikat dan betapa pentingnya arti sebuah kejujuran .

Sabtu, 05 Januari 2013

Galau Itu baik Kok

KALAU ada kata paling populer di Twitter, bisa jadi kata itu adalah “Galau”
Pernah Galau? Galau itu bermanfaat lho! Hah? Kok bisa? JANGAN TAKUT GALAU. Karena ada manfaatnya, Apa saja? GALAU itu bisa jadi negatif tapi bisa juga jadi positif, tergantung dari bagaimana kamu merespon kegalauanmu itu.


Sebagian orang hidupnya tambah hancur karena GALAU, sebagian lagi justru tumbuh lebih indah.Bagaimana caranya supaya saya bisa tumbuh lebih indah dari keGALAUan saya?Mulailah dengan mengetahui 5 Manfaat Galau supaya kamu tidak menganggapnya sebagai musuhmu.maka pikiran kamu akan lebih terbuka. Hati kamu lebih tenang. Respon kamu lebih baik.
inilah yang membuat orang2 hebat tumbuh setiap harinya dari jutaan masalah yang mereka alami,inlah dia 5 Manfaat Galau :

Pertama,Karena GALAU, kamu jadi tahu siapa teman sejati dan siapa yang hanya basa-basi.Teman sejati akan mendekat ketika kamu galau. Teman basa-basi akan menjauh ketika kamu galau.

Kedua,GALAU buat kita sadar diri bahwa kita tdk sempurna. GALAU jauhkan kita dari menjadi pribadi yg takabur.Orang yang tidak pernah GALAU selalu merasa dirinya sudah hebat dan cenderung merendahkan orang lain yang sdg galau.

Ketiga,GALAU membuka berbagai pintu kesempatan. Karena kita GALAU, maka kita akan sibuk mencari jawaban.Kalau kita sungguh2 mencari, maka pasti kita akan menemukan jawabannya. Kesempatan akan muncul dengan sendirinya.Mereka yang tidak pernah GALAU, tidak akan pernah mencari jawaban, dan mereka tidak akan pernah menemukannya.

Keempat,GALAU membuat kita off-balance. Gak seimbang. Dan itu mendorong kita mencari keseimbangan baru.Utk bisa naik ke anak tangga yg lbh tinggi, mk kita angkat kaki. Jd off-ballance. Gak seimbang & takut jatuh.Spy selamat, mk tentu kita hrs sgr menapak di anak tangga brktnya. Begitu seterusnya hgg kita sampai diatas.Orang yang tidak pernah GALAU akan terjebak pada zona nyamannya. Dia tidak akan pernah berkembang.Singkatnya, GALAU mendorong kita naik kelas. Kita yg tadinya berada di zona nyaman jadi ‘terpaksa’ naik kelas.

Manfaat Kelima,Karena GALAU, kita jadi dekat dengan Tuhan. Orang GALAU perlu tempat mengaduh, meratap, dan memohon. GALAU membuat kita merasa rapuh, maka kita akan mencari Dzat yang Maha Kuat.Doa yang kita panjatkan ketika GALAU adalah doa yang paling khusyu’, paling panjang, dan paling spesifik.

Nah itulah 5 Manfaat Galau. Setelah tahu semua itu, saya berharap, kamu tidak perlu takut GALAU.Mulai sekarang jadilah ‘pengGALAU’ yang positif. Jdkn galaumu itu sbg katalis untuk jadikan dirimu lbh hebat.Kultwit ini ditulis oleh ssorng yg selalu galau.Jadikan galau sebagai pembelajaran hidup untuk memotivasi kita menuju kehidupan yg lebih baik, bener.Semoga bermanfaat.

Menjaga Persahabatan


Terbentuknya Persahabatan
Kita semua tentu punya alasan sendiri kenapa memilih untuk membangun persahabatan. Pada umumnya, hubungan itu timbul karena perasaan yang merasa ada keterikatan (attachment): senasib sepenanggungan, sevisi, seminat, dan seterusnya dan seterusnya. Atau ada juga yang karena kesaling-bergantungan (interdependence): membutuhkan bantuan, dukungan, dan lain-lain.
Dalam prakteknya, persahabatan itu kita bedakan dengan pertemanan. Perbedaan yang paling menonjol terletak pada intensitas keterlibatan emosi dan komitmen. Karena itu, terkadang tidak cukup kita mengatakan  "friend" untuk menyebut seorang sahabat, tetapi masih kita tambah dengan kata sifat "close friend". Kalau mengacu ke teori hubungan antar pribadi menurut Verderber & Verderber (Hanna Djumhana Bastaman, M.Psi, 1996) persahabatan itu mungkin istilahnya adalah Deep Friendship. Berdasarkan skala intimasi dan komitmen yang muncul, hubungan antar pribadi itu dikelompokkan menjadi seperti berikut ini:
  1. Aquintance Relationship (perkenalan biasa)
  2. Friendship Relationship (pertemanan karena kesamaan minat, sifat, dan kepentingan).
  3. Role Relationship (hubungan berdasarkan peranan atau kepentingan)
  4. Deep Friendship or Intimate Relationships (Hubungan yang sudah melibatkan emosi dan komitmen) 
 
Dari bukti-bukti di lapangan ditemukan bahwa persahabatan yang bagus itu punya banyak manfaat. Salah satunya adalah bisa mencegah hipertensi (Reardom, Interpersonal Communication: Where Minds Meet, 1987). Secara kesehatan dijelaskan bahwa hipertensi adalah tekanan darah atau denyut jantung yang lebih tinggi dari yang normal karena ada penyempitan pembuluh darah atau karena sebab lain. Bisa juga berguna untuk menurunkan dan mengurangi potensi stress atau depresi.  
Misalnya saja Anda saat ini sedang belajar di lembaga pendidikan yang menerapkan disiplin tegas. Namanya disiplin, pasti maksudnya baik. Cuma, dalam eksekusi di lapangannya, pasti juga ada kemungkinan munculnya penyimpangan prosedur oleh individu yang tak jarang menimbulkan tekanan, ketegangan, atau himpitan. Dengan memiliki cantolan klub, forum, atau kelompok yang tingkat persahabatannya bagus, itu akan bisa membuat kita lebih sabar dan terhibur.
Kalau melihat temuan Maslow, ternyata salah satu karakteristik self-actualized person itu adalah punya sahabat atau kenalan yang jumlahnya sedikit namun berbobot intimasi dan kualitasnya (Human Development, Vander Zender, 1989). Ini mungkin bisa kita tafsirkan bahwa mereka itu punya sahabat atau orang dekat. Tafsiran ini memang seringkali sinkron dengan realitas yang kerap kita temui di lapangan. Banyak 'kan kita mengenal sejumlah tokoh atau orang-orang tertentu yang berprestasi di bidangnya (di semua level) yang ternyata dulu mereka bersahabat dengan orang-orang tertentu dan persahabatan itu berlangsung sampai sekarang.
Bahkan, kata orang, Tuhan itu kalau mengangkat derajat seseorang jarang secara individu. Tuhan itu mengangkat derajat seseorang sekaligus dengan kelompoknya. Ini tentu refleksi personal yang subyektif. Tapi memang secara rasional, ungkapan itu ada rujukannya. Karena mereka yang bersahabat itu membangun kedekatan lahir dan batin, sudah barang tentu mereka punya mindset yang sama, kultur hidup yang sama, atau karakter yang sama.  Logikanya, ketika orang sudah dibentuk oleh prinsip-prinsip yang sama, maka sangat mungkin mereka mendapatkan nasib yang sama.
"Isi pikiranmu membentuk tindakanmu, tindakanmu membentuk kebiasaanmu, kebiasaanmu membentuk karaktermu, karaktermu membentuk nasibmu."
(Aristotle)
Jadi, yang menyebabkan mereka punya kesamaan nasib, bukan kesamaan kelompoknya, melainkan kesamaan isi pikiran, tindaan, kebiasaan, dan karakter.
 
Kapan Kendor & Kapan Pecah
Dalam prakteknya, persahabatan itu bisa kendor dan bisa pula pecah. Secara umum, kendornya intimasi persahabatan itu mulai muncul ketika masing-masing atau salah seorangnya sudah punya kepentingan dan kebutuhan yang ditandai dengan berubahnya status. Misalnya saja dari mahasiswa ke pekerja atau dari bujangan ke ber-rumahtangga, dari orang biasa ke orang penting.
Kalau menurut ucapannya Sigmund Freud, orang dewasa itu isi pikirannya yang paling dominan hanya dua: to love and to work. Mereka berkonsentrasi pada keluarga (to love) dan kerjaannya (to work). Kohesi persahabatan yang terjadi pada kehidupan orang dewasa biasanya adalah lanjutan dari persahabatan sebelumnya atau karena kepentingan dan kondisi yang dirasakan sangat spesifik (benar-benar senasib).
Ini kerap terjadi pada tenaga kerja atau pelajar di luar negeri. Karena sama-sama senasib, sama-sama dari Indonesia, sama-sama punya kepentingan yang sama, dan merasakan keadaan yang relatif sama, maka persahabatan terbentuk. Tapi, menurut kebiasaan, persahabatan yang terbentuk ketika usia seseorang sudah banyak kepentingan, memang rasanya beda dengan ketika seseorang masih di usia remaja atau dewasa muda.
Nah, lalu kapan persahabatan akan terancam bubar? Masalah yang melatarbelakangi bubarnya persahabatan itu pasti bermacam-macam. Menurut Duck (1985), biasanya fase-fase bubarnya hubungan (disolusi) itu diawali dari proses di bawah ini:
  1. Ketidakpuasan dari hubungan itu. Misalnya saja kita menerima perlakuan yang tidak fair, atau persahabatan yang ada tidak membuahkan hasil-hasil tertentu seperti yang semula dibayangkan. Misalnya saja persahabatan karena narkoba.
  2. Upaya menarik diri. Kita sudah merasa tidak cocok lagi atau ada keinginan untuk menentang atau juga kita menarik diri. Bisa juga setelah kita menghitung untung-rugi, manfaat-keuntungan.
  3. Mempraktekkan keputusan unuk menghindar atau menjauh
Bisa juga disolusi itu terjadi sesuai dengan urutan yang ditemukan Hawk Williams (The essence of managing group & teams, 1996) berikut ini:
  1. Ada problem yang kita jumpai (menurut versi kita) pada dia
  2. Kita membiarkan / tidak menunjukkan problem itu kepada orang yang kita anggap punya masalah dengan kita 
  3. Problem itu tetap muncul atau terus bertambah
  4. Perasaan negatif terus menggunung / mengakumulasi
  5. Kita kehilangan perspektif tentang orang itu.
Dalam organisasi kepemudaan yang rata-rata kita lihat mereka bersahabat, urutan di atas kerap terjadi. Si A dipandang telah sering melakukan tindakan yang melanggar prinsip dasar organisasi. Karena bersahabat, mereka tidak langsung menegur atau mengingatkan secara terang-terangan. Si A sendiri tidak sensitif menangkap gelagat ketidaksetujuan para sahabatnya. Proses ini terus berlanjut dan masing-masing pihak menyimpan bara api ketidaksetujuan dan ketidakpedulian di dadanya. Hingga pada puncaknya, Si A dipecat dari organisasi itu. Jika Si A tidak terima, terjadilah upaya saling menjatuhkan dimana masing-masing orang kehilangan perspektif persahabatannya.  
"Hindarilah bersahabat dengan orang yang membohongimu,
hindarilah bersahabat dengan orang yang memanfaatkanmu,
dan hindarilah bersahabat dengan orang menjerumuskanmu"
(Ali bin Abu Thalib)
 
Beberapa Cara Mempertahankan Persahabatan
Untuk persahabatan yang tengah kendor intimasinya karena ada perbedaan dan perubahan, hal-hal yang bisa kita lakukan adalah:
Pertama, menjaga ritme dan frekuensi hubungan. Jangan terlalu sering atau jangan sama sekali putus hubungan. Aturlah ritme dan frekuensinya. Kenapa? Jika Anda terlalu sering, padahal status dan peranan sahabat Anda itu sudah tidak seperti dulu lagi, akan lain tafsirannya. Tapi jika hubungan itu terputus sama sekali, ini juga tidak tepat.
Jika kebetulan nasib kita ternyata lebih di atas,  akan lebih bagus kalau kita yang berinisiatif memulai memelihara persahabatan itu. Kalau memungkinkan dan itu dibutuhkan, yang perlu kita lakukan bukan semata 'say hello' atau sekedar bernostalgia, melainkan juga perlu merambah ke gagasan-gagasan pemberdayaan, entah untuk sahabat kita yang lain atau untuk orang lain.
Kedua, hormati privasinya. Dengan peranan dan status yang sudah tidak seperti dulu lagi, tentu sahabat kita ini memiliki aturan hidup yang baru, entah itu terkait dengan keluarganya atau pekerjaannya. Agar persahabatan tetap terjaga, yang perlu kita lakukan adalah menghormati privasinya. Bahkan juga tidak saja perlu menghormati dia semata, tetapi juga orang-orang penting di sekitarnya, misalnya saja suami-istri, atasan-bawahan, dan lain-lain.
Apabila kita berada di posisi yang sebaliknya (orang yang dicari), yang perlu kita hindari adalah curiga duluan kalau sahabat kita ini pasti membawa masalah atau mau minta bantuan, hanya memberi nasehat dengan cara merendahkan, hanya memamerkan kekayaan (unjuk-diri), atau memperlakukannya terlalu formal dan menunjukkan kesan terlalu menjaga wibawa.
Ketiga, hindari meminta bantuan dengan nada dan gaya menuntut (demanding) kecuali memang ada suasana psikologis yang mendukung dan itu tidak melibatkan orang lain selain sahabat Anda. Lebih-lebih, karena tuntutan kita tak terpenuhi, kita kemudian menyebarkan gosip tak sedap, misalnya sahabat kita ini sekarang orangnya sudah lain, makin sombong, angkuh, tak peduli, dan lain-lain. Akan lebih sip kalau kita menempuh cara-cara profesional yang tetap mengedepankan etika dan strategi.
Bila kita berada di posisi sebaliknya, hindari mengeluarkan pernyataan semacam tidak bisa, itu sulit, atau itu tidak mungkin dan semisalnya dengan nada untuk menutup berbagai kemungkinan. Kalau kita tidak bisa membantu langsung, kita bisa membantu secara tidak langsung. Kalau kita tidak bisa membantu keinginannya, kita bisa membantu kebutuhannya. Intinya, munculkan semangat untuk membantu. 
Itu semua bisa kita lakukan ketika persahabatan kita dulu adalah persahabatan dalam hal-hal yang positif. Untuk persahabatan yang negatif, tinggalkanlah dengan cara yang baik. Misalnya dulu kita punya geng yang suka narkoba. Karena kita sudah tobat,  kita perlu memutus hubungan dengan sahabat-sahabat yang masih terlibat. Tujuannya adalah agar kita tidak terlibat lagi.
Adapun untuk kita yang masih dalam tahap sedang asyik-asyiknya menjalani hidup dengan persahabatan, beberapa hal yang perlu kita ingat adalah:
  1. Nikmatilah persahabatan yang ada tetapi jangan sampai menghilangkan diri Anda. Jadikan persahabatan saat ini sebagai lahan untuk aktualisasi-diri dengan bertukar pengalaman, pengetahuan, informasi, berbagi perasaan, dan lain-lain.  Termasuk juga jangan sampai persahabatan ini merenggangkan hubungan dengan orang-orang inti: orangtua dan keluarga. Anda tetap bisa bersahabat tanpa harus memunculkan ketegangan dengan orangtua atau keluarga
  2. Inisiatifkan untuk memunculkan gagasan-gagasan positif, entah itu yang berkaitan dengan akademik atau non-akademik. Sebagai acuan, buatlah learning group (kajian akademik, dst), problem solving group (bantuan sosial, dst), atau growth group (pengasahan bakat, dst). Ini sangat bermanfaat bagi kemajuan Anda di masa mendatang.
  3. Jagalah jangan sampai punya kepentingan yang bertabrakan dengan kepentingan sahabat. Bila itu terjadi, buatlah kesepakatan sefair mungkin dengan melibatkan sahabat lain.
  4. Hormatilah dan jangan "memanfaatkan". Misalnya kita bersahabat dengan si anu karena orangtuanya kaya, terpandang, atau ada agenda politis yang kita sembunyikan untuk memanfaatkan sahabat kita. Bersahabatlah karena kecocokan jiwa. 
  5. Mendukung dan membantu. Banyak orang yang bisa membantu sahabatnya ketika sedang kesusahan tetapi tidak bisa mendukung sahabatnya yang sedang meraih kemajuan. Lawanlah iri dengki di dada dengan cara mendukung dan membantu.  
  6. Kembangkan perspektif yang fair. Biarpun itu sahabatmu, jangan sampai kehilangan perspektif yang fair. Sebab, pasti ada yang positif dan pasti ada yang negatif. Temukan positifnya sebanyak mungkin.
  7. Biasakan saling memberi nasehat dengan cara yang bersahabat, bukan dengan cara menilai, mengoreksi, lebih-lebih membicarakannya di belakang.
"Sahabatmu adalah orang yang sudah tahu banyak tentang dirimu  
dan tetap bersahabat denganmu"

Aku Adalah Depresi

Depresi adalah gangguan mental yang setiap orang berpeluang mengalaminya. Banyak dari kita kebingungan untuk membedakan antara depresi, stress dan kesedihan. Belum lagi membedakan beberapa jenis dari depresi, misalnya unipolar depression, biological depression, manic depression, seasonal affective disorder, dysthymia, dan lainnya. Ada begitu banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan tentang depresi. Sekarang saatnya kita mengetahui apa itu depresi, dengan tujuan memudahkahkan seseorang atau diri anda ketika mengalami depresi.

Arti Depresi

Ada beberapa definisi depresi menurut para ahli, mari kita simak :
Menurut Rice PL (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
Menurut Kusumanto (1981) depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas. Depresi dapat merupakan suatu gejala, atau kumpulan gejala (sindroma).
Menurut Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh; rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Jika depresi itu psikotis sifatnya, maka ia disebut melankholi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang, muncul perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan¸yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata dan berkurangnya aktivitas.

Penyebab Depresi

Beberapa ahli juga memberikan penjelasan mengenai penyebab depresi. Menurut Kaplan dalam Tarigan (2003) Faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya
1. Faktor Biologi
Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus.
2. Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %.
3. Faktor Psikososial
Mungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli psikologi. Faktor psikososial yang memyebabkan terjadinya depresi antara lain;
  • Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood.
  • Faktor kepribadian Premorbid : Tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipetipe kepribadian seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya.
  • Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang. depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa.
  • Ketidakberdayaan yang dipelajari: Didalam percobaan, dimana binatang secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya.
  • Teori Kognitif: Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi Asikal H.S. dalam Tarigan (2003) Dia mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu : a) Pandangan negatif terhadap masa depan, b) Pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, c) Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat bahwa depresi adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup.
Penyebab depresi adalah faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Gejala-gejala Depresi (Symptoms of Depression)

Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik & sosial yang khas. Beberapa orang memperlihatkan gejala yang minim, beberapa orang lainnya lebih banyak. Tinggi rendahnya gejala bervariasi pada individu dan juga bervariasi dari waktu ke waktu. Berikut ini beberapa gejala dari depresi :
  • Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong
  • Perasaan putus asa dan pesimis.
  • Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.
  • Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah dinikmati.
  • Penurunan energi dan mudah kelelahan.
  • Kesuultan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.
  • Insomnia, pagi hari terbangun, atau tidur berlebihan.
  • Nafsu makan berkurang bahkan sangat berlebihan. Penurunan berat badan bahkan penambahan berat badan secara drastis.
  • Selalu berpikir kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh diri
  • Gelisah dan mudah tersinggung
  • Terus menerus mengalami gejala fisik yang tidak respon terhadap pengobatan, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sakit kronis
Pada umumnya gejala depresi antara lain murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya tahan.

Beberapa Manfaat Sebuah Senyuman

Beberapa Manfaat Sebuah Senyuman

 http://static.liputan6.com/201107/110729bsmile.jpg

Siapa yang tak pernah senyum?????
Tersenyum (smiles) lebih dari sekedar ungkapan rasa senang dan bahagia. Setiap orang pasti pernah tersenyum, ketika sendiri maupun berada dalam lingkungan sosial, namun bukan hanya memberi sinyal bahwa mereka bahagia, jauh dari itu. Kita tersenyum untuk tujuan sosial tertentu, karena dapat mengirimkan segala macam ‘sinyal’ yang dapat berguna untuk orang lain.
Berikut ini adalah 9 manfaat sebuah senyuman yang dapat kita gunakan untuk mengirimkan pesan tentang kepercayaan (trustworthiness), keramahan (attractivity) dan banyak lagi. Mari kita simak :
1. Membangun Kepercayaan
Dalam sebuah lingkungan, di mana semua orang mudah berbohong, siapa yang harus kita percaya? Salah satu ‘sinyal’ yang menunjukkan kita dapat dipercaya orang lain adalah tersenyum. Senyum yang tulus dapat mengirim pesan bahwa orang lain bisa percaya dan bekerja sama dengan kita. Orang yang tersenyum dinilai lebih tinggi kemurahan hatinya, dan ketika orang berbagi satu sama lain mereka cenderung menampilkan senyum yang tulus (Mehu et al., 2007).
Para ekonom bahkan menganggap bahwa senyum memiliki nilai. Dalam satu studi oleh Scharlemann dkk (2001), subjek penelitian cenderung mempercayai orang lain jika mereka tersenyum. Studi ini menemukan bahwa tersenyum berpengaruh pada tingkat kepercayaan kepada orang lain sekitar 10%.
2. Meluluhkan Hati dan dimaafkan
Ketika orang melakukan hal-hal buruk mereka sering tersenyum. Ketika anda ditilang pak polisi di jalan bagaimana ekspresi anda? Kemungkinannya ada dua, tersenyum dan ketakutan. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh LaFrance dan Hecht (1995), menunjukkan bahwa orang-orang yang melanggar aturan, mereka tersenyum setelah tertangkap basah. Tidak peduli apakah itu senyum palsu, senyum sedih atau senyuman tulus. senyuman ini cukup berguna karena kita lebih dapat dipercaya daripada mereka yang tidak tersenyum. Alhasil, orang yang mendapati kesalahan anda, akan lebih mudah memaafkan jika anda tersenyum.
3. Pembelaan diri dari sosial slip-up
Pembelaan diri dari sosial slip-up, istilah kerennya “Ngeles” karena malu. Ya, senyuman dapat berguna ketika anda sedang ngeles dan malu. Coba ingat-ingat ketika kamu lupa janji dengan pacar kamu? Apa yang anda lakukan ketika secara tidak sengaja menendang seorang anak kecil? Atau ketika anda telah tersandung kulit pisang didepan banyak orang? pasti tersenyum bukan?
Rasa malu dan senyuman berfungi untuk keluar dari sebuah lingkungan sosial yang menekan (Keltner & Buswell, 1997). Senyum karena malu yang kadang disertai tawa kecil bermanfaat menyadarkan diri kita untuk melihat sebuah kesalahan. Tidak hanya itu, senyuman juga bermanfaat agar dimaafkan kesalahan yang kita lakukan tersebut.
4. Membangun First Impression
Kadang-kadang kita tersenyum karena itu dianggap sebagai kesopanan, sehingga kita dapat menghindari perasaan buruk orang lain terhadap kita. Dalam sebuah studi (LaFrance, 1997), orang diminta untuk tetap diam membatu ketika mendengar orang lain mendapatkan kabar baik, mereka merasa tidak enak kalau tidak tersenyum dan merasa orang lain akan berpikir buruk tentang dirinya jika tidak tersenyum. Jadi, tersenyum untuk kebaikan orang lain tidak ada salahnya bukan!? Karena jika anda tidak tersenyum maka anda akan dianggap tidak berperasaan, hehe..
5. Mengurangi Tekanan
Tersenyum adalah salah satu cara untuk mengurangi penderitaan yang disebabkan oleh situasi yang menjengkelkan. Psikolog menyebutnya facial feedback hypothesis. Memaksa tersenyum ketika kita merasa tertekan sudah cukup untuk mengangkat suasana hati kita, meskipun sedikit.
Tapi harus diingat, tersenyum terhadap situasi mengecewakan mungkin berguna bagi kondisi internal anda, tetapi hal ini tidak terlihat oleh orang lain. Penelitian Ansfield (2007) menunjukkan subjek penelitian yang melihat video menyedihkan, merasa lebih baik ketika mereka tersenyum daripada mereka yang tidak. Tetapi, orang-orang yang tersenyum melihat gambar yang menyedihkan dinilai kurang baik oleh orang lain.
6. Memikat Pria/ Wanita (Lawan jenis)
Senyum perempuan memiliki efek magis pada pria, lebih dari sekedar kontak mata. Sebuah studi menunjukkan bagaimana pria mendekati perempuan di sebuah bar (Walsh & Hewitt, 1985). Ketika seorang wanita hanya menjalin kontak mata dengan seorang pria, keberhasilan dia didekati hanya 20% dari waktu yang dibutuhkan. Namun, ketika wanita yang sama menambahkan sebuah senyuman, pria mendekati lebih cepat 60% dari waktu tersebut.
Tersenyum meningkatkan daya tarik perempuan terhadap pria, namun tidak sebaliknya. Ketika laki-laki tersenyum pada wanita, efeknya kurang magis. Karena ada beberapa pria terlihat lebih keren bagi wanita saat diam atau bahkan malu, daripada ketika mereka terlihat senyum dan senang (Tracy & Beall, 2011). Mengurangi senyuman membuat seorang pria terlihat lebih maskulin.
7. Menyembunyikan sesuatu
Senyum yang tulus tidak pernah berbohong. Sedangkan senyum palsu melibatkan mulut, sedangkan senyum yang tulus ‘menyebar’ hingga mata. Meskipun begitu, senyuman dapat digunakan untuk menyembunyikan apa yang kita pikirkan, tapi tidak mudah melakukan senyum palsu. Agar senyuman anda dapat dipercaya usahakan senyuman tersebut menyebar di seluruh wajah dan buat mata anda sedikit berbinar. Sulit? untuk yang satu ini anda perlu berlatih.
8. Keramahan Rejeki
Kita sudah melihat bahwa ekonom telah menghitung nilai sebuah senyuman, tapi apakah tersenyum membuat kita mendapatkan uang? Tidd dan Lockard (1978) menemukan pelayan (pramusaji) yang tersenyum diberikan tip lebih banyak daripada yang tidak. Secara umum, dalam industri jasa, seperti pramugari atau pekerja hiburan dan perhotelan secara nyata dibayar karena tersenyum kepada pelanggan. Tapi, hati-hati, Psikolog menyebutkan ketidaksesuaian antara senyum tulus dan tidak, dapat menyebabkan fisik kelelahan saat bekerja. Jadi, senyum memang bisa menghasilkan uang, tetapi juga dapat menimbulkan “sengsara”.
9. Menularkan Senyuman lain
Salah satu kebahagiaan dalam kehidupan sosial adalah ketika anda tersenyum pada seseorang dan mereka tersenyum kembali. Meskipun, tidak semua orang tersenyum kembali. Penelitian Hinsz dan Tomhave (1991) melihat berapa proporsi orang akan menanggapi sebuah senyuman. Hasilnya menunjukkan sekitar 50% orang membalas. Sebagai perbandingan, hampir tidak ada yang orang menanggapi sebuah senyuman dengan kerutan dahi.

Apakah Kecemasan Itu?


Apakah Kecemasan Itu?

Kecemasan (Anxiety) sebetulnya merupakan reaksi normal terhadap situasi yang menekan. Namun dalam beberapa kasus, menjadi berlebihan dan dapat menyebabkan seseorang ketakutan yang tidak rasional terhadap sesuatu hal. Kecemasan berbeda dengan phobia (fobia), karena tidak spesifik untuk situasi tertentu. Kecemasan dapat menyerang siapa saja, setiap saat, dengan atau tanpa alasan apapun.

Banyak pengertian/definisi yang dirumuskan oleh para ahli dalam merumuskan pengertian tentang kecemasan. Beberapa ahli yang mencoba untuk mengemukakan definisi kecemasan, antara lain :
http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2012/12/10/124930/540x270/kemarahan-bisa-perburuk-gangguan-kecemasan.jpg

  • Maramis (1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.
  • Lazarus (1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, seperti kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan aspek subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa pada saat ini, karena itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir sampai menjelang kematian, rasa cemas sering kali ada.
  • Saranson dan Spielberger (dalam Darmawanti 1998) menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi terhadap suatu pengalaman yang bagi individu dirasakan sebagai ancaman. Rasa cemas adalah perasaan tidak menentu, panik, takut, tanpa mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan rasa cemas tersebut.
  • Tjakrawerdaya (1987) mengemukakan bahwa kecemasan atau anxietas adalah efek atau perasaan yang tidak menyenangkan berupa ketegangan, rasa tidak aman dan ketakutan yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang mengecewakan tetapi sumbernya sebagian besar tidak disadari oleh yang bersangkutan.
Lebih lanjut, menurut Suryabrata (1986) apabila kecemasan timbul, maka akan mendorong orang untuk melakukan suatu usaha untuk mengurangi kecemasan itu atau mencegah impuls-impuls yang berbahaya.

Penyebab Timbulnya Kecemasan

Penyebab terjadinya kecemasan sukar untuk diperkiraan dengan tepat. Hal ini disebabkan oleh adanya sifat subyekif dari kecemasan, yaitu : Bahwa kejadian yang sama belum tentu dirasakan sama pula oleh setiap orang. Dengan kata lain suatu rangsangan atau kejadian dengan kualitas den kuantitas yang sama dapat diinterprestasikan secara berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Teori kognitif menyatakan bahwa reaksi kecemasan timbul karena kesalahan mental. Kesalahan mental ini karena kesalahan menginterpetasikan suatu situasi yang bagi individu merupakan sesuatu yang mengancam. Melalui teori belajar sosial kognitif, Bandura menyatakan bahwa takut dan kecemasan di hasilkan dari harapan diri yang negatif karena mereka percaya bahwa mereka tidak dapat mengatasi dari situasi yang secara potensial mengancam bagi mereka.
Sedangkan berdasarkan sumber timbulnya kecemasan, Freud (Dalam Calvin S. Hall, 1993) membedakan kecemasan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Kecemasan Neurotik (Neurotic Anxiety), yaitu kecemasan yang berhubungan erat dengan mekanisme pembelaan diri, dan juga disebabkan oleh perasaan bersalah atau berdosa, konflik-konflik emosional yang serius, frustasi, serta ketegangan-ketegangan batin;
b. Kecemasan Moral (Anxiety of moral conscience/super ego), yaitu rasa takut akan suara hati, di masa lampau pribadi pernah melanggar norma moral dan bisa di hukum lagi, misalnya takut untuk melakukan perbuatan yang melanggar ajaran agama;
c. Kecemasan Realistik (Realistic Anxiety), yaitu rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa.
Menurut Miramis (1985), kecemasan akan timbul bilamana individu tidak mampu menghadapi suatu keadaan stress, dimana stress dapat mengancam perasaan, kemampuan hidupnya. Sumber-sumber kecemasan adalah frustasi, konflik, tekanan, dan krisis. Frustasi akan timbul bila adanya hambatan atau halangan antara individu dengan tujuan dan maksudnya. Konfliknya terjadi bilamana individu tidak dapat memilih antara dua atau lebih kebutuhan atau tujuannya. Tekanan bierkan kecil tetapi bila bertumpuk-tumpuk dapat menjadi stress. Dan krisis adalah suatu keadaan yang mendadak yang menimpa individu dan dapat menimbulkan kecemasan yang hebat.
Secara sederhana kecemasan dapat disebabkan karena individu mempunyai rasa takut yang tidak realistis, karena mereka keliru dalam menilai suatu bahaya yang dihubungkan dengan situasi tertentu, atau cenderung menaksir secara berlebihan suatu peristiwa yang membahayakan. Kecemasan juga dapat di sebabkan karena penilaian diri yang salah, dimana individu merasa bahwa dirinya tidak mampu mengatasi apa yang terjadi atau apa yang dapat dilakukan untuk menolong diri sendiri.
Sedangkan berdasarkan sumber timbulnya kecemasan, Freud (Dalam Calvin S. Hall, 1993) membedakan kecemasan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Kecemasan Neurotik (Neurotic Anxiety), yaitu kecemasan yang berhubungan erat dengan mekanisme pembelaan diri, dan juga disebabkan oleh perasaan bersalah atau berdosa, konflik-konflik emosional yang serius, frustasi, serta ketegangan-ketegangan batin;
b. Kecemasan Moral (Anxiety of moral conscience/super ego), yaitu rasa takut akan suara hati, di masa lampau pribadi pernah melanggar norma moral dan bisa di hukum lagi, misalnya takut untuk melakukan perbuatan yang melanggar ajaran agama;
c. Kecemasan Realistik (Realistic Anxiety), yaitu rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa.
Secara umum Kecemasan merupakan suatu keadaan yang normal pada setiap individu, namun jika tidak dihadapi secara tepat maka akan menimbulkan gangguan psikologis yang lebih jauh. Pada artikel berikutnya dunia psikologi akan menghadirkan gejala-gejala, tips mengatasi dan treatment terhadap kecemasan (anxiety).